SELAMAT DATANG DI SEKOLAH ONLINE GURU KELAS MUHAMMAD YASIN MADRASAH PONPES MASLAKUL HUDA DENGOK PACIRAN LAMONGAN..STAY AT HOME JAGA KESEHATAN DAN SELAMAT ATAS TERLAKSANANYA SEMESTER BERBASIS ANDROID SEMOGA SUKSES SELALU

jam

Sabtu, 18 April 2020

SKI KELAS 5 C MI MASDA

A.  Riwayat dan Silsilah Abu Bakar As-Shiddiq
Abu Bakar As-Shiddiq adalah sahabat Nabi Muhammad saw. yang berperan besar dalam pengembangan Islam. Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Abi Quhafah bin Amr bin Ka’ab bin Saad bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib al Quraisy at-Tamimi. Garis keturunannya bertemu dengan Rasulullah pada kakeknya yang bernama Murrah. Ia biasa dipanggil Abu Ka’bah. Setelah masuk Islam, Rasulullah mengganti namanya menjadi Abdullah. Nama Abu Bakar diberikan Rasulullah karena putrinya bernama Aisyah dinikahi oleh beliau.
Abu Bakar seorang keturunan bani Taim atau bani Tamim. Suatu golongan rakyat biasa. Namun demikian, Abu Bakar tampil sebagai sosok yang berpengaruh dalam perjuangan Rasulullah saw. Abu Bakar as-Shiddiq lahir pada tahun 573 M. Ia memiliki dua julukan yaitu Atiq dan As-shiddiq. Atiq berarti tampan atau suci. Gelar itu diberikan karena paras mukanya yang menawan dan jiwanya yang suci karena tidak pernah menyembah berhala selama masa Jahiliah. Gelar As-shiddiq diberikan kepada Abu Bakar karena ia selalu mempercayai setiap ucapan yang disampaikan oleh Rasulullah saw.
Abu Bakar As-Shiddiq termasuk sahabat yang memeluk Islam pertama. Abu Bakar berkata ”Saya bersaksi bahwa engkau adalah seorang yang benar dan terpercaya. Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasulullah”. Sewaktu Rasulullah menyampaikan berita mengenai Isra’ dan Mikraj, Abu Bakar langsung mempercayainya. Meskipun kaum Quraisy tidak percaya, bahkan menertawakan beliau dan menuduhnya mengarang cerita yang bukan-bukan. Abu Bakar selalu mengatakan, “jika Rasulullah yang mengatakan maka ucapan itu pasti benar”.
Abu Bakar senantiasa taat dan setia kepada Rasulullah. Ketika Rasulullah meminta untuk menemani hijrah ke Madinah, maka ia menaatinya, meskipun akan menghadapi berbagai kesulitan dan ancaman. Ketika Rasulullah saw. menunjuknya sebagai imam salat ia pun mematuhinya. Abu Bakar berhasil menenangkan kaum muslimin ketika Rasulullah wafat. Dengan tenang dan bijak ia mengatakan bahwa nabi Muhammad saw. hanya manusia biasa yang  pasti mati, akan tetapi kematiannya tidak berarti kematian ajaran-ajarannya. Islam tetap hidup, bahkan harus dipertahankan selama nyawa masih melekat di badan.
Melalui dakwahnya banyak kaum Quraisy yang memeluk Islam seperti Usman bin Affan, Zubair bin Qwwam, Abdurrahman bin Auf, Saad bin Waqqas, dan Thalhah bin Ubaidillah. Meskipun dari kelompok orang biasa, Abu Bakar dapat berhasil menjadi orang yang sukses. Menjadi khalifah pemimpin agama dan pemimpin negara yang, jujur, bijak dan adil.

B. Kepribadian Abu Bakar As-Shiddiq
Abu bakar sudah lama bersahabat dengan Rasulullah saw.. Kepribadiannya sangat mulia. Sejak anak-anak ia terkenal berkemauan keras. Ia terkenal sangat tegas, jujur, sangat bijaksana dan berhati-hati. Ia seorang yang sederhana, tidak suka berfoya-foya dan hidup mewah , tidak pernah mabuk, tidak menyembah berhala, dan tidak menyakiti orang lain.
Setelah dewasa Abu Bakar bekerja sebagai pedagang. Ia termasuk pedagang yang rajin dan sangat jujur. Kejujuran dan ketulusannya membuatnya menjadi  saudagar yang kaya raya. Ia memiliki wawasan dan pengetahuan yang sangat luas, karena banyak  bergaul dengan orang-orang di  luar sukunya. Oleh karena itu ia sangat mudah menerima ajaran agama Islam.
Setelah masuk Islam, kekayaannya banyak digunakan untuk membiayai dakwah nabi saw. Ia suka menolong dan sangat peduli terhadap para sahabat. Karena kepribadiannya, banyak orang yang menyukainya dan berteman baik dengannya.
C. Perjuangan Khalifah Abu Bakar As-Shiddiq dalam Berdakwah
Setelah dipercaya oleh kaum muslimin sebagai khalifah, Abu Bakar segera memulai pekerjaanya. Ia menjadi Khalifah selama 2 tahun lebih 3 bulan. Meskipun tidak lama memimpin, namun ia sangat berjasa dalam mempertahankan persatuan umat Islam dari ancaman perpecahan. Selama menjadi khalifah, Abu Bakar melakukan beberapa hal sebagai berikut:
  1.   Menyadarkan Kaum Murtad dan Nabi Palsu
Bagaimana Abu Bakar As-Shiddiq menyadarkan kaum murtad dan nabi palsu?
Setelah nabi saw. wafat, banyak suku yang memberontak . Mereka tidak lagi tunduk dan taat kepada Khalifah yang menggantikan Rasulullah. Banyak orang  yang menyatakan keluar dari Islam (murtad). Golongan yang murtad ini berasal dari bani Asad, bani Ghatafan, daerah Bahrain, Amman, Najir, dan Yamamah. Mereka meninggalkan salat, tidak membayar zakat, dan tidak menunaikan ibadah haji. Selain itu, banyak yang mengaku-ngaku sebagi nabi palsu seperti Aswad Al-Insan, Tulaihah bin Khuwailid, Sajahah al-Tamimiah, dan Musailamah al-Kazzab.
Untuk menyadarkan kaum murtad  dan para nabi palsu , Khalifah Abu Bakar menyusun sebelas pasukan yang dipimpin oleh seorang panglima perang. Mereka adalah:
a.         Khalid bin Walid mengahadapi nabi palsu Tulaihah bin Khuwailid dan  pemberontak Malik bin Nuwairah.
b.        Ikrimah bin Abu Jahal mengahadapi Musailamah al-Kazzab di Yamamah.
c.          Syurahbil sebagai panglima pasukan cadangan.
d.         Muhajir bin Umayyah menghadapi nabi palsu Aswad al-Insan di Yaman.
e.         Huzaifah bin Muhsin Al-Galfani dikirim ke Daba dan Oman.
f.         Arfajah bin Hartsamah ditugakan memerangi pembangkang di negeri Murah.
g.        Suwaid bin Muqarin mengamankan daerah Tihamah.
h.        Al-Ula bin Hadhrami mengamankan daerah Bahrain.
i.          Amru bin Ash diutus mengahadapi suku Khuza’ah dan Wadi’ah.
j.          Khalid bin Said menghadapi pemberontak Irak dan Suriah.
k.        Thuraifah bin Hajiz menghadapi kaum murtad dari suku Hawazin dan Tsaqif di Thaif.   
Abu Bakar berpesan kepada setiap panglima pasukan agar mengajak kaum murtad untuk kembali kepada agama Allah dan patuh kepada khalifah. Jika mereka menerima ajakan ini, maka mereka tidak akan diperangi. Tetapi, apabila membangkang mereka akan berhadapan dengan pasukan Islam sampai mereka kembali kepada agama Allah dan tunduk kepada khalifah. Betapa mulianya Khalifah Abu Bakar As-Shiddiq. Disiplin dan tanggung jawab dalam menegakkan ajaran agama. Santun dan peduli dalam memimpin negeri.
  2.    Menyadarkan Orang yang Tidak Membayar Zakat
Mengapa Khalifah Abu Bakar menyadarkan orang yang tidak membayar zakat?
Mengeluarkan zakat adalah kewajiban agama. Harta zakat yang terkumpul harus diberikan kepada orang yang berhak menerimanya. Setelah Rasulullah wafat, banyak orang yang  enggan membayar zakat. Abu Bakar merasa khawatir jika satu kewajiban agama mulai ditinggalkan, maka tidak mustahil kewajiban agama  lainnya akan ditinggalkan juga. Seperti salat dan puasa. Untuk itu harus segera diatasi.
Bagaimana kebijakan Abu Bakar dalam mengelola zakat?
Khalifah Abu Bakar berlaku sangat adil dalam melakukan penarikan dan pemberian harta zakat. Ia tidak membedakan latar belakang dan status seseorang. Pada waktu  beliau menerima harta kekayaan yang berlimpah dari negeri-negeri yang berhasil ditaklukkan oleh kaum muslimin, beliau memberikan harta tersebut dengan pembagian yang sama. Dengan bijak beliau pernah menolak usulan  Umar bin Khattab agar kaum muslimin yang terdahulu diberi keistimewaan dari pada para mualaf. Dengan santun ia berkata ”Aku sadar sepenuhnya tentang kehebatan dan keunggulan orang-orang yang engkau sebutkan tetapi hal itu akan dibalas oleh Allah swt.. Tetapi ini adalah masalah penghidupan, di mana persamaan lebih baik dari pada pengistimewaan”.  
Apa tujuan Khalifah Abu Bakar dalam mengelola zakat?
Abu Bakar ingin menciptakan kesejahteraan di antara masyarakat. Dia tidak menghendakai adanya jurang pemisah yang dalam antara golongan yang kaya dan yang miskin. Prinsip ini tidak berarti melarang seseorang untuk memiliki harta kekayaan. Beliau ingin menjadikan kesejahteraan dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat, sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah saw..
  3.    Memperluas Wilayah Kekuasaan Islam
Setelah berhasil mengatasi pemberontakan kaum murtad dan para nabi palsu, khalifah Abu Bakar mulai mempersiapkan pasukannya untuk memeperluas wilayah kekuasaan Islam. Tujuannya untuk menyiarkan Islam keluar Jazirah Arab dan melindungi kaum muslimin dari kekuatan yang dapat mengancam keamanan mereka.
Ada dua kerajaan besar di luar Islam yang dimungkinkan akan mengganggu kaum muslimin, yaitu Persia dan Romawi Timur. Untuk itu, Khalifah Abu Bakar berniat untuk menundukkan salah satu dari dua kerajaan tersebut. Sebelumnya, Abu Bakar telah mengirim pasukan di bawah pimpinan Usamah bin Zaid ke Syiria. Pasukan Usamah dapat menundukan Syiria hanya dalam waktu 40 hari. Kemudian Abu Bakar menyiapkan pasukan untuk menundukan daerah Persia. Pada bulan Muharram tahun 12 H/633 M, di bawah panglima perang muda bernama Musanna bin Harisah al-Syaibani dan Khalid bin Walid pasukan  muslim berhasil merebut kota Ubbulla di pantai teluk Persia dan menewaskan panglima Hormuz.
Khalifah Abu Bakar juga membentuk pasukan baru di bawah panglima Iyad  bin Ganam. Pasukan ini berhasil menguasai daerah Dzumatul Jandal dekat Suriah, kerajaan Hirah di wilayah Irak, dan daerah-daerah lain di sekitar wilayah itu. Khalifah Abu Bakar juga berusaha menundukkan kekuasaan kekaisaran Romawi Timur di Suriah dan Palestina. Di bawah komando panglima perang seperti Abu Ubaidah bin Jarrah, Amr bin Ash, Syurahbil bin Hasanah, Yazid bin Abu Sufyan pasukan muslim berhasil menundukkan Suriah dan Palestina.
Kaisar Romawi yang bernama Heraklius berusaha menghadapi gerakan pasukan Islam. Pada bulan Jumaidil akhir tahun 13 H/Agustus 634 M terjadi perang antara pasukan Islam dengan pasukan Romawi. Pasukan Romawi berjumlah 240.000 prajurit. Sedangkan, pasukan Islam hanya berjumlah 40.000 tentara. Perang ini disebut perang Yarmuk karena terjadi di daearh  Yarmuk. Saat perang  berkobar , datang berita wafatnya khalifah Abu Bakar. Kekhalifahan dilanjutkan Umar bin Khattab yang terpilih sebagai Amirul Mukminin.
  4.    Mengumpulkan Mushaf Al-Qur’an
Mengapa dilakukan pengumpulan al-Qur’an?
Akibat perang   banyak korban jiwa berguguran. Banyak di antara mereka para penghafal al-Qur’an. Hal itu tentu dapat  membahayakan keberadaan al-Qur’an. Al-Qur’an menjadi mungkin tidak dikenal oleh umatnya.
Dalam keadaan seperti itu Umar bin Khatab mengusulkan kepada Khalifah Abu Bakar untuk mengumulkan al-Qur’an. Pada mulanya Khalifah Abu Bakar menolak usulan Umar sebab pengumpulan al-Qur’an belum pernah dilakukan pada masa hidup Rasulullah saw.. Umar terus mendesak Khalifah Abu Bakar agar segera melakukan pengumpulan al-Qur’an. Akhirnya, Khalifah Abu Bakar menyetujui usulan tersebut.
Bagaimana pengumpulan Al-Qur’an dilakukan?
Abu Bakar kemudian menunjuk Zaid bin Tsabit sebagia panitia pengumpulan al-Qur’an. Karena Zaid bin Tsabit adalah seorang pemuda yang telah ditunjuk oleh nabi Muhammad saw. sebagai salah seorang pencatat wahyu. Selain itu Zaid juga telah menghafal al-Qur’an dengan baik. Zaid kemudian mengumpulkan tulisan baik yang tertulis pada kertas , kulit atau tulang binatang, pelepah kurma, tanah keras, maupun dari hafalan para sahabat. Untuk membuktikan bahwa apa yang dikumpulkannya adalah benar-benar wahyu, ia memperkuat dengan kesaksian dua orang muslim.
Akhirnya, Zaid bin Tsabit mampu menulis ulang al-Qur’an dalam lembaran-lembaran kertas secara utuh (mushaf). Dia kemudian meyerahkan mushaf  Al-Qur’an yang telah dibukukan itu kepada khalifah Abu Bakar dan menyimpannya di rumah Khalifah hingga beliau meninggal dunia. Demikian semangat Abu Bakar As-Shiddiq dalam membela dan memperjuangkan kebenaran agama Allah dan kemajuan umat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

CONTOH SOAL TIK KELAS 5

1.Empat resistor yang memiliki nilai 470 ohm,di rangkai seri berapakah nilai resistansi totalnya,... 4 poin ...